skip to main |
skip to sidebar
Umar Khayyām dan Islam
Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam.
Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia
menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari
campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran
serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan
bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang
teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan
pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Khayyām akhirnya naik
haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim.
Omar Khayyam, sang skeptik
Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka /
Rumah Minum berseru - "Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu
yang kami punyai untuk singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami
takkan kembali lagi."
Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan
meyangka setelah ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara
Kegelapan / "Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!"
Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan /
Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti
Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan
mulut mereka tersumbat dengan Debu.
Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak /
Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; /
Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang pernah
sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.
Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik
pandai dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini
dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang sama seperti
ketika kumasuk.
Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri
mengusahakannya agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - /
"Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu aku pergi."
Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti
Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu
yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.
Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus:
bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali
untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan
sepatah Kata daripadanya.
Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita
merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya
meminta tolong - karena Ia / Bergelung tanpa daya seperti Engkau dan
Aku.
Omar Khayyám, penulis dan penyair
Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi
karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu
puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).
Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát
berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling
terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.
0 komentar:
Posting Komentar